Kamis, 09 Desember 2010

Asahlah Otak dan Akalmu

Sebenarnya males untuk memposting sesuatu hari ini (tepatnya detik ini), karena si otak kasih masukan klo yg mau diposting ini cuma sekedar sampah yg tak berarti (kaga ada yg mau baca ^^).
Tapi setelah ditelaah dengan akal sehat (mang ada akal sakit ku? -tetep dengan gaya bahasa gilanya-) sepertinya postingan ini harus dibuat karena menyangkut hajat hidup orang banyak (dimana sangkutnya?).
Buat nambah semangat dan cas plang otak ini ada baiknya kita pandangin gbr berikut ini
wah albert einsten (tu tangan pain nunjuk kepala?)


Nah mari kita tarik garis lurus untuk menghubungkan antara judul, kalimat pembuka, dan gbr albert einsten sedang menunjuk kepala. Apa yang muncul dikepala mu? Adakah sesuatu yang menggelitik pikiran mu? Oke mari kita mulai pembahasannya (biar ga kaku dan gila boleh kan diselipin joke² "alay" :P).

Akal itu berbeda dengan otak, dimana akal berfungsi sebagai media untuk menyeleksi sesuatu hal hingga kita tahu dan dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Sedangkan otak sebagai media penyimpanan data-data/ilmu yang telah kita input kedalamnya yang berfungsi sebagai database/sumber akal untuk menyeleksi sesuatu itu salah atau benar (klo di pc harddisk lah namanya :P). Otak dan akal memiliki masanya, dimana performanya (mang otomotif apa --") akan terus menurun mengikuti usia dan pola hidup pemiliknya. Namun efek yang ditimbulkan dari menurunnya kualitas otak dan akal ini berbeda antar satu dengan yang lainnya. Dimana dapat kita katakan seseorang dengan penurunan kualitas otaknya dia akan menjadi seorang yang mudah lupa dan sulit mengingat sesuatu dalam jangka waktu tertentu/lama (pikun). Bila terjadi penurunan kualitas akal maka efek yang dihasilkannya adalah kembalinya akal kepada masa-masa sebelumnya. Maksudnya akal mengulang kembali masa yang telah dilaluinya, sebagai contoh dapat kita lihat dari perilaku orang tua (uzur) yang menjadi seperti anak-anak atau masa mudanya dahulu (remaja atau dewasanya). Terlihat jelas bukan bedanya? Nah tapi keduanya memegang peranan penting dalam kehidupan, kenapa? Karena otak menyimpan semua proses kinerja (dari rasa kantuk, sakit, dsb) yang dibutuhkan oleh kita/manusia (ni ilmu yang dah diinput dari kita belum ada alias masih belum dillahirkan kedunia) dan akal sebagai penimbang atau pengambil keputusan apakah hal itu baik atau buruk (inilah yang membedakan kita dengan makhluk lainnya).
Wah berarti kalau begitu kita semua nantinya akan mengalami penurunan kualitas otak dan akal yang akhirnya menjadi seorang yang pikun dengan tingkah laku anak-anak dong? TIDAK !!! Garis bawahi kata tidak !! Tidak semua orang menjadi seperti itu, kenapa? Karena setiap personal atau manusia memiliki perilaku dan pola pikir yang berbeda-beda (ga pernah ada seseorang yang memiliki poa pikir yang sama, yang ada hanya sependapat) dan cara menjaga otak dan akalnya. Kita ambil contoh kehidupan orang-orang tua zaman dahulu (zaman sekarang ada juga tapi sudah jarang), ketika usianya menginjak usia angka 60-an keatas kondisi baik fisik maupun bathinnya masih dalam kondisi yang sangat baik (tidak seperti apa yang kita lihat sekarang, usia 40-an keatas sudah menunjukkan gejala x.x). Tidak terlihat tanda kepikunan atau perubahan perilaku menjadi seperti masa lalu.
apa ya maksudne? kaga mudeng aku (apa lg penulisnya --")
Tergelitik untuk mengetahui apa sebabnya? Nah ini dia sebabnya, kebanyakan orang-orang zaman dahulu otaknya tidak diisi dengan hal-hal yang tidak berguna (seperti fb, twitter, blogger, game, sinetron bla bla bla, lah yg ngetik jugakan? :p), otak mereka hanya diisi dengan apa yang mereka dapatkan saat itu (umumnya agama). Nah dengan isi database yang "baik" itu maka akal pun bekerja mengikuti aturannya, sehingga setiap apa yang tidak sesuai maka akal akan mengirimkan sinyal untuk tak melakukannya (dengan sumber dari otaknya). Kalau otaknya tidak ada isi seperti umumnya? Maka otak dan akal akan bekerja sesuai dengan kondisi apa yang dia dapatkan. Sebenarnya masalah ini sangat erat kaitannya (tidak bisa dilepaskan) dari agama. Jadi jelas maksudnya setiap otak yang tidak ada isi dasar agamanya, maka akal pun akan bertindak sesuai dengan isi otaknya dan tidak terkontrol (free mind atau berfikir bebas) karena tidak adanya penghalang atau pembatas untuk memberitahukannya antara yang baik dan buruk. Hasil akhirnya otak menjadi lemah dan menurun kualitasnya serta akal tidak mendapat sumber yang baik untuk mengambil keputusan.
stres gua bacanya !! lu stres juga ga?
Menarik bukan? Ternyata ilmu agama itu menjaga kondisi fisik dan bathin kita. Dan agama juga mengasah otak dan akal kita, sehingga orang yang beragama insya Allah tidak akan mudah lupa dan terarah pola pikirnya.
Jadi kesimpulannya janganlah kita meninggalkan ilmu agama dan mengambil ilmu dunia hanya untuk mengejar kehidupan materi. Karena dalam ilmu agama telah tercangkup semua ilmu-ilmu yang lainnya, tinggal kita yang harus mencari tahu dan mempelajarinya.
Asahlah otak dan akalmu, agar selamat hidup hingga matimu ^.^

-penulis menerima segala bentuk saran, krtik (klo bisa kripik ;p), masukan, hinaan, caciaan, dan segala hal lainnya-

nb : namanya manusia pasti tidak ada yang sempurna, termasuk saya sendiri. jadi klo banyak kekurangan dan kesalahan disana-sini harap dimaklumi dan dikoreksi ya :)
termasuk postingan kali ini yang rada waras ga banyak nyelenehnya -.-"
jangan lupa juga untuk selalu memakai otak sebelum bertindak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar