Senin, 21 Juni 2010

Puisi Dari Sebuah Cerita

Fase
Jalan ku masih panjang seiring waktu yang akan terus berjalan
Meninggalkan seribu jejak dibelakang yang perlahan-lahan mulai menghilang
Harapan dan keinginan terus silih berganti datang dan menghampiri
Kemanakah akan kutambatkan sauh diri ini ?
Kelu, kesah, gelisah berlalu dan menghadirkan senyum indah serta tawa canda
Bukankah hidup ini indah ? seindah hati yang terus mengharap pada sang mimpi
Menjelma diri menjadi sosok sejati yang tidak akan pernah bersedih lagi




Kemanakah Perginya Iba mu?
Kujejalkan perut ini dengan beragam jenis makanan yang mengenyangkan
Kuteguk minuman untuk memuaskan diri yang kehausan
Apakah kamu disana juga menikmati hidup seperti saya ?
Oh betapa nestapanya...
Di saat ku bergelut dengan makanan dan minuman
Dirimu justru bergelut dengan kelaparan dan kemiskinan
Pantaskah aku masih bertahan dengan memuaskan nafsu ku?
Mengikuti pikiran ku yang telah di cuci oleh kehidupan yang penuh kenikmatan
Maafkan diriku kawan...
Aku hanya mampu memberi mu sedikit dari bagian kenikmatan ku
Karena seharusnya kau sadari bahwa aku tak mendapat semua ini dengan sendirinya
Aku mendapatkannya dari hasil kerja keras selama hidup menempa ku
Pantas dan layak jika kau hanya menikmati secuil saja teman
Mungkin ku akan tersadar saat dirimu menjadi diriku dan diriku menjadi dirimu
Dan disaat itu baru kusadari bahwa semua yang kumiliki hanya sebuah titipan



Khilaf
Satu kesalahan menjatuhkan seribu kebaikan dan memunculkan seribu kejahatan
Bijaklah dalam berjalan menyusuri lika-liku hidup ini
Kejujuran engkau jadikan teman...
Rendah hati engkau jadikan solusi...
Bersabarlah selalu, karena sabar menjadikan mu lebih percaya diri
Ingatlah bahwasannya hidup pasti akan menuju mati



Tidak ada komentar:

Posting Komentar